Laravel VS. CodeIgniter


Halo sobat ✋😄 udah lama enggak main atau nulis di blog ini lagi, karena lagi padet banget kegiatan.

begitu buka-buka blog orang lain yang base nya adalah blogspot kok langsung kangen sama blog ini akhirnya memutuskan untuk nulis pembahasan ringan untuk di awal, langsung aja kita mulai pembahasannya.

mungkin kesannya postingan ini basi atau hapir kadaluarsa, tapi siapa yang bilang yang kita bahas ini kadaluarsa malah justru ini luarbiasa, karena kita membahas teknologi yang sangat-sangat membantu kita sebagai web developers yaitu framework istimewa ini yah sesuai judul saya cuman bahas dua framework aja.




Laravel
yes laravel, bagi kalian yang sudah familiar dengan framework yang satu ini pasti langsung faham apa maksudnya, laravel adalah sebuah framework yang dibuat oleh Taylor Otwell dengan pengembangan yang sangat luar biasa, seorang web developers dimudahkan dengan adanya laravel ini mulai dari struktur yang rapi, helper / sytax yang sangat-sangat membantu yang biasa disebut artisan (red: syntax) sangat mundah di implementasikan untuk web developers yang sudah terbiasa dengan php, html, dsb.

namun disini disarankan bagi pemula agar dapat mempelajari dari dasar dulu, karena jika langsung ingin menggunakan laravel sebagai framework untuk mengerjakan aplikasi atau sebuah website, maka akan banyak mengalami kendala yang sangat menghambat.

sejarah Laravelsebuah framework PHP yang dirilis dibawah lisensi MIT, dibangun dengan konsep MVC (model view controller). Laravel adalah pengembangan website berbasis MVP yang ditulis dalam PHP yang dirancang untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dengan mengurangi biaya pengembangan awal dan biaya pemeliharaan, dan untuk meningkatkan pengalaman bekerja dengan aplikasi dengan menyediakan sintaks yang ekspresif, jelas dan menghemat waktu.

Sejarah framework Laravel dibuat oleh Taylor Otwell, proyek Laravel dimulai pada April 2011. Awal mula proyek ini dibuat, karena Otwell sendiri tidak menemukan framework yang up-to-date dengan versi PHP. mengembangkan framework yang sudah ada juga bukan merupakan ide yang bagus, karena keterbatasan sumber daya. Dikarenakan beberapa keterbatasan tersebut, Otwell membuat sendiri framework dengan nama Laravel. Olehkarena itu, Laravel mensyaratkan PHP versi 5.3 ke atas dan sekarang sudah menggunakan PHP versi 7.2 untuk Laravel versi 6.x.x.


saya coba mencari di google trenddan membandingkan Laravel dengan CodeIgniter, ternyata hasilnya cukup jauh, hasil score pencarian untuk Laravel rata-rata adalah 91 (red: seluruh dunia), namun yang sungguh sangat disayangkan adalah Indonesia adalah pengguna atau yang biasa mencari di google bertempat di posisi terakhir, jadi mungkin pengguna Laravel di Indonesia masih sangat sedikit. (hasil pencarian google trends 14 Feb 2020)







2. CodeIgniter
CodeIgniter
siapa yang tidak kenal CodeIgniter alias CI ini, dikalangan web developers CI cukup dikenal dan masih digunakan hingga saat ini, dan CI adalah salah satu Framework yang melahirkan konsep MVC (model, view, and controll)

CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal. CodeIgniter dirilis pertama kali pada 28 Februari 2006. Versi stabil terakhir 2.1.0 yang dirilis pada 28 November 2011.

dibagian ini kita Indonesia lah yang nomor satu untuk pengguna / pencari di google, sungguh mengejutkan masih banyak web developers indonesia yang menggunakan framework satu ini dan masih banyak diminati di indonesia. (hasil pencarian google trends 14 Feb 2020)






PERBANDINGAN 

Kelebihan Laravel : 

  • Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangan projek website dengan menggunakan framework ini menjadi lebih cepat.
  • Dapat meningkatkan pengunjung webiste karena teknologi framework ini dapat digunakan di segala browser dan berbagai perangkat dengan baik.
  • Laravel dilengkapi dengan utilitas pemrograman untuk membantu proses pengembangan aplikasi web dan juga moderasi dengan cara terbaik. Ini dikemas dengan Modular Packaging System (MPS) dengan pengaturan ketergantungan yang lengkap.



Beberapa Fitur Laravel :
  • Bundles, yaitu sebuah fitur dengan sistem pengemasan modular dan tersedia beragam di aplikasi.
  • Eloquent ORM, merupakan penerapan PHP lanjutan menyediakan metode internal dari pola “active record” yang menagatasi masalah pada hubungan objek database.
  • Application Logic, merupakan bagian dari aplikasi, menggunakan controller atau bagian Route.
  • Reverse Routing, mendefinisikan relasi atau hubungan antara Link dan Route.
  • Restful controllers, memisahkan logika dalam melayani HTTP GET and POST.
  • Class Auto Loading, menyediakan loading otomatis untuk class PHP.
  • View Composer, adalah kode unit logikal yang dapat dieksekusi ketika view sedang loading.
  • IoC Container, memungkinkan obyek baru dihasilkan dengan pembalikan controller.
  • Migration, menyediakan sistem kontrol untuk skema database.
  • Unit Testing, banyak tes untuk mendeteksi dan mencegah regresi.
  • Automatic Pagination, menyederhanakan tugas dari penerapan halaman.


Kekurangan Laravel :
A. Tidak Mudah memahami untuk pertama kali Buat para beginner yang memahami laravel relatif akan kesulitan. sebab laravel tidak semudah codeigniter untuk dipahami. untuk masuk ke pintu gerbang nya diperlukan fokus agar bisa memahami laravel. Terlebih buat yang baru belajar Framework. Akan terbantu bila pernah belajar Framework sebelumnya seperti Codeigniter. 
jangankan untuk memahami alurnya, untuk install pertama kali pun kalau para beginner bisa dibuat bingung. karena cara install yang modern
B. Update versi terlalu cepat Update Laravel cepat bahkan menurut saya terlalu cepat. Sehingga bagi yang tidak mengikuti perkembangan laravel bisa ketinggalan jauh. Dan perubahan fitur nya pun terbilang signifikan. Terlebih yang dari versi 4 ke versi 5, sangat signifikan perubahannya baik fitur maupun struktur folder nya. Versi 5 pun cepat update versinya, sekarang saat saya menulis ini sudah sampai versi 5.5
C. Install di Server tidak semudah Codeigniter Bila Install codeigniter di ftp tinggal upload dan ubah konfigurasi database, maka install Laravel tidak semudah itu, apabila kita sewa hosting di tempat lain, kita harus punya akses putty ke server agar bisa install composer. Untuk apa composer? Untuk kita menjalankan perintah
composer update
Kenapa kita jalankan perintah itu, karena beda lingkungan OS beda sistem laravel.
Laravel di windows beda dengan Laravel di Linux 
untuk itu jika kita membuat aplikasi di windows maka saat di upload di server Linux kita perlu jalankan perintah composer update di root aplikasi agar laravel bisa menyesuaikan lingkungan OS yang baru.
D. Relatif lebih berat Laravel relatif lebih berat bila dibanding dengan framework Codeigniter. Hal ini wajar karena laravel meload banyak file dan asset untuk menjalankan aplikasinya.Tapi hal ini sudah ditanggulangi oleh Laravel 5 yang sudah menyederhanakan dari laravel versi 4 yang berat.





Kelebihan CodeIgniter :

  • Small footprint : Small footprint berati minim jejak, atau sederhananya ketika user melihat tampilan website CodeIgniter akan sulit ditebak. Hal ini sangat berguna bagi developer, agar ketika ada “musuh/attacker” lebih sulit melihat framework yang digunakan. Sebut saja penggunaan wordpress yang dapat langsung dilihat hanya menggunakan meta datanya.
  • Cepat : Dengan ukuran data bawaan dari Framework Codeigniter yang kecil, sudah dapat disimpulkan bahwa framework ini dapat diakses dengan cepat oleh user.
  • Resource : Salah satu kelebihan lain dari CI adalah penggunaan resourcenya yang kecil. Untuk dapat menggunakan framework ini, kamu hanya memerlukan spesifikasi server/hosting yang kecil, dibandingkan dengan framework lain seperti laravel.
  • Lebih mudah : Maksud lebih mudah disini, berarti framework CodeIgniter bisa langsung digunakan, tanpa perlu menginstall hal lain, seperti misalnya menggunakan composer.


Beberapa Fitur CodeIgniter :


  • Extremely Light Weight CodeIgniter terkenal ringan. Sistem utama hanya membutuhkan beberapa library kecil. Padahal di beberapa framework lain pada umumnya membutuhkan resource yang lebih besar. Library tambahan dimuat secara dinamis selama proses request, tergantung dari kebutuhan proses yang diberikan, ini membuat sistem utama dari CodeIgniter sangat sederhana dan cukup cepat.
  • Security and XSS Filtering Cross Site Scripting (XSS) merupakan salah satu jenis serangan injeksi code (code injection attack). XSS dilakukan oleh penyerang dengan cara memasukkan kode HTML atau client script code lainnya ke suatu situs. Maka dari itu, CodeIgniter menyediakan filtering untuk mengatasi XSS untuk keamanan aplikasi web Anda.
  • Template Engine Class Meskipun CodeIgniter mempunyai template parser sederhana yang dapat secara opsional digunakan, itu tidak memaksa Anda untuk menggunakannya. Template engine sama sekali tidak dapat menyamai kinerja dari PHP Native, dan sintaks yang biasa digunakan untuk menggunakan template engine biasanya lebih mudah dipelajari daripada mempelajari dasar dari PHP.
  • Library Gambar Terdapat library yang dapat digunakan untuk melakukan resizing, cropping, rotating, dan lain sebagainya. Selain itu, CodeIginiter juga mendukung penggunaan GD, NetPBM dan Image Magick.
  • Menyediakan Class Email CodeIgniter mendukung beberapa fitur email seperti Attachments, HTML/Text emails, multiple protocols like SMTP, POP dan masih banyak lainnya..

  • Flexible URI Routing URI Routing merupakan sebuah metode yang digunakan untuk memetakan URL ke dalam resource tertentu dengan memberikan nama lain dari resource tersebut. Ada beberapa kegunaan URI Routing di dalam pengembangan aplikasi web; memberikan penamaan routing dan resource dan membuatkan alamat baru ke URL alias sehingga menjadi lebih mudah dibaca oleh orang lain.

Selain fitur di atas, CodeIgniter juga mempunyai beberapa fitur lain seperti Form and Data Validation, Session Management, FTP Class, Data Encryption, Benchmarking, Full Page Caching, XML-RPC Library , Search-engine Friendly URLs, dan lain sebagainya.


Kekurangan CodeIgniter :

  1. CodeIgniter tidak ditujukan untuk pembuatan web dengan skala besar.
  2. Library yang sangat terbatas. Hal ini dikarenakan sangat sulit mencari plugin tambahan yang terverifikasi secara resmi, karena pada situsnya CodeIgniter tidak menyediakan plugin-plugin tambahan untuk mendukung pengembangan aplikasi dengan CI.
  3. Belum adanya editor khusus CodeIgniter, sehingga dalam melakukan create project dan modul-modulnya harus berpindah-pindah folder.


Kesimpulan : apapun framework atau bahasa pemrograman yang ini kalian gunakan pelajari lebih mendalam, dan buat beberapa studi kasus untuk memahami error, bug, dan kekurangan atau kesalahan kita.


Sekian dulu pembahasan kali ini, sampai jumpa di posting lainnya ✋😎



Laravel VS. CodeIgniter Laravel VS. CodeIgniter Reviewed by Andry Anhar on 11:19 pm Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.